Kamis, 08 Juli 2010

Garuda di Sakura



Hubungan Indonesia-Jepang rupanya masih akan terus berlanjut. Terlebih lagi masalah ekspor-impor.
Hal yang dimaksud sebenarnya bukan masalah pengiriman barang-barang buatan Indonesia yang dikirim ke Jepang ataupun sebaliknya. Tapi lebih dengan adanya penerbangan Garuda Indonesia yang mengangkut barang-barang.
Japan Airlines (JAL), menurut rencananya, mulai bulan Oktober 2010 memberhentikan penerbangannya untuk mengangkut kargo. Dan tentu saja, hal ini sangat diperhatikan oleh Indonesia (terutama Garuda Indonesia) untuk mengambil kesempatan emas tersebut.
Jika tidak mengalami kemunduran jadwal, maskapai penerbangan BUMN ini akan segera merintis outbond trucking service pada Agustus mendatang. Dan itu berarti, Garuda Indonesia yang semula hanya memiliki jadwal kargo domestik pun akan merambat menuju kelas yang lebih tinggi.
“Karena itu, kami pada Agustus nanti bekerjasama dengan perusahaan trucking mengirimkan barang berat di atas 250 kg dan berukuran besar tujuan luar negeri via Denpasar dan Jakarta yang tidak bisa diangkut dengan penerbangan domestik.” Ujar Erina Damayanti, Public Relation Garuda untuk Indonesia.
Untuk diketahui, saat ini JAL rata-rata mengangkut 476 ton per bulan dengan rincian 176 ton untuk ekspor dan 200-300 ton untuk impor.
Namun sayang, rupanya Garuda Indonesia tidak mampu mengambil kesempatan tersebut sepenuhnya, “kami mengincar 25-50% dari jumlah tersebut.” Erina Damayanti menambahkan.


Jawa Pos, Kamis 6 Juli 2010 (hal. 6 – Ekonomi Bisnis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar