Rabu, 30 Juni 2010

Ninja Perempuan Pertama

Dalam catatan sejarah, sedikit banyak memang yang mengatahui bagaimana ninja pertama kali dikenalkan. Namun demikian, rupanya para ahli sejarah pun sepakat jika ninja pertama kali diperkenalkan dengan adanya seno Nonuse yang kemudian berkembang menjadi NInjutsu.
Dalam hal pola pertempurannya, Ninja rupanya lebih sedikit dikenal ketimbang Samurai. Namun begitu, dengan adanya gerakan yang mampu membantu para Daimyo ini pun kemudian secara perlahan, gerakan yang mengandalakan bawah tanah ini pun kemudian lebih cepat dikenal.
Namanya Gamon Doshi. Dikenal sebagai seorang biksu petarung China yang mulanya pergi ke Jepang untuk bertemu dengan Jendral Ikai yang juga berasal dari China ini pun kemudian berlatih di bawah naungan Jendral Ikai tentang strategi perang, teknologi militer, dan ilmu Koshi Jutsu (ilmu menotok otot dan titik lemah di tubuh) dan Hityo no Kakuregata (kamuflase di dalam kegelapan).
Dengan menetapnya dirinya di Jepang, Gamon Doshi pun kemudian merubah namanya dengan nama Fujiwara Tikata. Bukan hanya itu saja, biksu yang menghabiskan masa hidupnya pada sekitar tahun 1030 hingga 1100 ini pun akhirnya dianggap sebagai bapak dari ilmu Ninjutsu atas sumbangannya terhadap peningkatan ilmu dalam aliran Ninjutsu yang telah ada.
Bagaimana dengan Kunoichi?
Sebagain orang mengatakan bahwa Mochizuki Chiyome adalah Kunoichi pertama di Jepang. Namun pendapat tersebut adalah salah. Karena jauh sebelum Mochizuki Chiyome dikenal, rupanya ada seorang wanita keturunan China yang menjadi Kunoichi pertama.

Mochizuki Chiyome
Mochizuki Chiyome (1540-1580) adalah istri Mochizuki Moritoki, pemimpin istana Mochizuki di Provinsi Shinani yang juga menjadi keponakan Takeda Shingen. Dan karena kematian Mochizuki Moritoki menjadi kesedihan bagi Mochizuki Chiyome, Takeda Shingen, yang saat itu ingin mempergunakan kemampuan Mochizuki Chiyome pun kemudian membujuknya untuk dapat membentuk kelompok Ninja wanita untuk dijadikan mata-mata dan pembawa pesan.
Meski Mochizuki Chiyome ragu pada awalnya, setelah mengingat akan dendamnya, dia pun kemudian membentuk pasukannya di desa Nazu provinsi Shinani dan mulai mencari kandidat untuk mencari calon Kunoichi.
Setelah mengumpulkan dan melatih para Kunoichi, Chiyome menempatkan mereka di kuil sebagai Miko untuk menyamar. Dalam pelatihannya, Chiyome menitikberatkan pada penyerangan titik lemah lawan dengan menggunakan senjata yang umum digunakan wanita sebagai penghias, seperti kuncir rambut.

Cho Gyokko (885–945)
Seorang putri dari China yang menjadi Kunoichi pertama di Jepang ini memiliki nama lain Yo Gyokko atau Yao Yu Hu atau Koto Oh.
Semasa dinasti T’ang, Yao Yu Hu dikenal berhubungan langsung dengan kekaisaran China. Hanya saja, Yao Yu Hu pun akhirnya melarikan diri ke jepang bersama keluarga kerajaan lainnya saat dinasti T’ang mengalami kehancuran pada tahun 907.
Gelar Koto Oh disandang Yao Yu Hu setelah mengalahkan dan membunuh macan dengan sekali pukul saat masih di China. Meski memiliki kekuatan yang luar biasa, ternyata Yao Yu Hu sangat mahir menari.
Ketika di Jepang, Yao Yu Hu pun mengganti namanya menjadi Cho Gyokko dan mengembangkan gaya dan kemampuan bela dirinya. Selain itu, Cho Gyokko juga menemukan inti atau awal dari ilmu Ninjutsu aliran Gyokku Ryu. Meski begitu, Gyokko tidak mendapatkan kehormatan karena telah mengembangkan aliran Ninjutsu ini, tetapi dia dianggap sebagai pemrakarsa awal digunakannya Kempo China dan memodifikasinya untuk digunakan dalam Ilmu Ninjutsu tersebut. Inti dari aliran ini adalah menyerang titik vital dari lawan agar lawan dengan mudah dilumpuhkan.

Kunoichi

Dalam kehidupan Jepang kuno, negara yang dikenal dengan bunga sakuranya ini rupanya juga tidak dapat luput dari samurai dan ninja. Meski keduanya (samurai dan ninja) menjadi pasukan bertempur di Jepang, rupanya kelas samurai lebih jauh dikenal oleh kalangan luas karena perbedaan jam terbang mereka yang mencolok.
Jika samurai lebih terang-terangan dalam penyerangannya, ninja lebih memilih jalur bawah tanah sebagai lahannya. Secara bahasanya, kata ninja terbentuk dari dua suku kata yaitu Nin yang berarti tersembunyi dan Sha berarti orang.
Menurut catatan sejarahnya, ninja mulai dikenal pada tahun 522 bersamaan dengan masuknya seni Nonuse (seni bertindak diam-diam) ke Jepang. Seni Nonuse sendiri adalah suatu praktek keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta yang pada saat itu bertugas memberikan info kepada orang-orang di pemerintahan.
Dan demi keselamatan mereka sendiri, pada sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut pun kemudian menyempurnakan kemampuannya dengan bela diri dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang Nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat. Dan perpaduan antara Nonuse dengan bela diri inilah yang kemudian lebih dikenal dengan Ninjutsu.
Dengan adanya perkembangan waktu, rupanya Ninjutsu ini tidak hanya dimiliki oleh para pendeta saja. Dan seni ini pun mulai berkembang dengan pesat hingga wanita pun turut mempelajarinya.
Meski wanita sering dianggap lemah, rupanya ilmu Ninjutsu ini memang jauh lebih pantas digunakan oleh wanita. Karena selain ilmu bela diri, rupanya Ninjutsu lebih banyak bergerak pada ilmu merayu, memanipulasi, menyamar, dan intuisi.
Kemampuan yang dimiliki oleh para wanita yang kemudian dikenal dengan Kunoichi ini memberikan mereka kemudahan dalam menyusup ke pikiran pemimpin perang, bisnis bahkan politik sekalipun. Dan ini pula yang kemudian menjadikan Kunoichi jauh semakin meluas ketimbang ninja itu sendiri. Selain lebih efisien, jatuh kontak korban pun tidak selayaknya samurai yang sering gugur tanpa hasil.
Dalam pelaksanaannya sebagai Kunoichi, kebanyakan dari mereka menyamar sebagai Geisha, Miko (pembantu kuil), atau bahkan pelacur itu sendiri. Selain itu, tidak sedikit Kunoichi yang dengan mudah masuk ke dalam istana baik sebagai tamu, dayang, dan atau isteri simpanan. Hal ini dikarenakan Kunoichi dilatih juga untuk mempermainkan emosi lelaki, tetapi juga harus bisa mengontrol emosi diri sendiri.
Dalam perekrutan anggota kunoichi, merke lebih senang merekrutnya dari kalangan wanita yang sudah yatim piatu sejak kecil atau yang sudah dijual oleh keluarganya baik sebagai pelayan maupun penjaja seks.
Dengan lebih mementingkan cara bertarung menggunakan kecepatan dan memukul titik vital lawan agar cepat lumpuh dibandingkan dengan kekuatan tubuh. Rupanya mereka dilatih oleh Kunoichi yang lebih tua dan menjadikan mereka sebagai senjata bagi tuannya.
Berikut adalah kemampuan yang sering digunakan oleh Kunoichi:
1. Boryaku: merencanakan strategi dalam menyamar maupun menyusup dalam daerah lawan
2. Intonjutsu: menyamar, menipu dan membuat ricuh daerah lawan dengan menyebarkan isu-isu negatif di kalangan masyarakat
3. Kayakujutsu: membuat dan menggunakan bahan peledak dalam pertempuran ataupun dalam penyusupan sebagai umpan maupun untuk perlindungan diri
4. Shinobi Iri: ilmu untuk memasuki daerah lawan, menyusup secara diam-diam ke daerah lawan
5. Shuriken Jutsu: melemparkan Senjata rahasia
6. Tanto Jutsu: ilmu menggunakan senjata berupa pisau
7. Yagen: ilmu menggunakan racun