Minggu, 06 September 2009

Konsepsi Tuhan dalam Islam

Konsepsi Tuhan dalam Islam



Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian, akan tetapi Dia hanya memandang hati dan amal perbuatan kalian. (HR. Muslim VIII/11)1

Hal tersebut di atas sudah selayaknya menjadi tanggung jawab masing-masing individu dalam berlomba menjalin kebaikan. Islam pun menerapkan hal demikian. Allah Swt., yang merupakan Tuhan bagi umat Islam tidak menginginkan kesempurnaan wujud maupun melimpahnya harta manusia. Hal ini disebabkan lantaran semuanya adalah kehendak Allah. Dan jika Allah menginginkan, maka dengan sekejap pun Allah dapat merubah seseorang dengan kehendaknya; baik-buruk, miskin-kaya, laki-perempuan, dan sebagainya.

Konsep ketuhanan yang ditawarkan dalam Islam berbeda dengan agama-agama besar dunia lainnya. Hal ini sudah nampak berbeda dengan sifat Tuhan sendiri yang menciptakan. Namun demikian, banyak diantara mereka yang meragukan keesaan Tuhan dalam Islam. Sedang beberapa konsep ketuhanan dalam agama lainnya adalah cenderung bukan Esa2. Dalam rukun Islam pun disebutkan sebagai rukun wajib yang pertama, yaitu dengan menyebut dua kalimat sahadat, itu menandakan pengakuan Islam akan satu Tuhan, dan Muhammad (hanya) sebagai rasul-Nya.

Jika demikian kebenarannya, layakkah sebuah agama mengadakan Tuhannya lebih dari satu? Dan jika benar demikian, diantara mereka, siapa yang lebih berkuasa?

Sebut saja Hindhu; dalam agama ini, Hindhu mengenalkan “Tuhan”nya dengan berbagai wujud dalam Dewanya. Meski mereka hanya mengakui satu Dewa Agung (Brahman), mereka masih saja memuja banyak Dewa. Itu sebab banyak kalangan menyebut Hindhu sebagai Politheisme. Hal serupa juga terjadi dalam Budha; mereka mentuhankan Budha sendiri. Padahal sudah diketahui bahwa Budha sendiri adalah manusia (yang meskipun dianggapnya sebagai manusia suci) yang sebelumnya telah beristri dan memiliki anak, dan jika benar Tuhan dapat menjalin kasih, itu menandakan Tuhan baginya adlah memiliki nafsu, sedang Tuhan sendiri tidak memiliki nafsu. Juga hal yang paling mencolok adalah konsep ketuhanan dalam Kristen yang menawarkan konsep Trinitas3. Hal ini tentu saja membuat kebingungan sendiri bagi mereka dalam membagi peran Tuhannya yang juga merupakan seorang anak bagi-Nya. Mereka mengajarkan (meski tidak secara langsung) bahwa Tuhan mereka memiliki anak melalui Maria (dalam Islam disebut Maryam) yang kemudian disebut dengan Anak Tuhan. Dan uniknya, yang telah disebutkan sebagai anak Tuhan, dianggap pula bagi mereka sebagai Tuhan. Sedang di sisi lain, jika benar Anak Tuhan tersebut dijadikan pula sebagai Tuhan mereka, tentu saja menjadi sah bagi manusia lainnya menjadi Tuhan. Hal ini tentu sudah diketahui dengan jelas bahwa Tuhan mereka ini dilahirkan dari Manusia yang sebenarnya diciptakan oleh Tuhannya. Tentu saja ini menjadi kompleksitas tersendiri bagi agama mereka dan agama yang lainnya.

Dan mereka berkata, “Tuhan yang maha pengasih itu mempunyai anak!” Sesungguhnya kamu (dengan sebab perkataanmu itu), telah memperbuat kemungkaran besar. Hampir saja langit menjadi runtuh, bumi terbelah dan gunung-gunung berguguran porak poranda. Karena mereka mendakwakan ‘Tuhan yang maha pengasih mempunyai anak’ itu. Padahal tidak seyogyanya bila Tuhan yang maha pengasih mempunyai anak. (QS. Maryam: 88-92)


Bahwasanya, maha tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak pula beranak. (QS. Al Jin: 3)4

Berbeda dengan Islam, Tuhan hanya satu, kekal dan tiada kematian bagi-Nya. Hal ini tentu saja sudah sangat jelas bagi manusia awam yang mengakui akan kekuasaan tunggal. Namun demikian, Tuhan dalam Islam ini pun kemudian sulit diterima oleh manusia awam. Hal ini dikarenakan mereka yang tidak dapat melihat langsung wujud Allah Swt, Tuhan dalam Islam. Sudah menjadi kebenaran bagi-Nya bahwa memang sifat-Nya yang tidak berwujud dan dapat mewujudkan, yaitu tidak diciptakan namun dapat menciptakan. Itu sebabnya dalam Islam, Allah Swt. ada dan tidak dapat ditiadakan5.

Allah, tidak ada Tuhan hanya Dia. Yang maha hidup dan maha penata. (QS. Ali ‘Imran: 2)


Allah, tidak ada Tuhan hanya Dia. Yang maha hidup dan maha penata, yang tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur. Segala yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Siapakah yang dapat memberikan pembelaan di hadapan Tuhan tanpa izin-Nya? Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi, sedang mereka tidak ada yang mengetahui sedikitpun seperti ilmu Tuhan itu, kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kekuasaan-Nya meliputi langit dan bumi. Dan dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dia maha tinggi dan besar. (QS. Al Baqarah: 255)

Dalam sifat-Nya yang maha hidup inilah kemudian Allah menciptakan berbagai zat yang kemudian ditugasinya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa diantara zat tersebut adalah Malaikat, Setan, Jin, Manusia, dan beberapa diantaranya yaitu Ruang Angkasa, Langit, dan Bumi itu sendiri beserta isi-isinya. Namun meski hal ini sudah menjadi benar hukumnya, banyak diantara mereka yang enggan mengakui kebenaran keberadaan Allah Swt.

(Tantanglah mereka) dengan mengatakan, “Coba terangkan kepadaku, andaikata Allah menjadikan malam itu untukmu berkepanjangan (tanpa adanya siang) smapi hari kiamat, Tuhan manakah selain daripada Allah yang mampu mendatangkan cahaya siang? Apakah kalian tidak pernah mendengar (bahwa Allahlah yang kuasa berbuat demikian)?” Lalu (tantang pulalah) dengan mengatakan (sebaliknya), “Coba (pula) terangkan kepadaku, andaikata Allah menjadikan siang itu untuk kalian berketerusan sampai hari kiamat, Tuhan manakah selain daripada Allah yang sanggup mendatangkan malam, pada mana kalian dapat beristirahat? Apakah hal itu tidak kalian perhatikan?” (QS. Al Qashash: 71-72)

Berikut adalah dalil-dalil perihal kekuasaan Allah akan penciptaan zat-zat yang lainnya.

Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya Aku akan mengangkat Adam menjadi khalifah di muka bumi.” Para Malaikat bertanya: “Mengapa Engkau hendak menempatkan di permukaan bumi orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah, sedang kami senantiasa bertasbih memuji dan menyucikan-Mu?” Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa-apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)


Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, setelah mana kami perintahkan kepada Malaikat, “Sujudlah kalian kepada Adam!” Merekapun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak termasuk (dalam golongan) mereka yang bersujud. (Allah) berfirman, “Apakah keberatanmu untuk bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Saya lebih baik daripadanya, Engkau menciptakan saya dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah!” (QS. Al A’raaf: 11-12)


Dia menciptakanmu dari ‘satu diri’, lalu dijadikan-Nya istrinya daripadanya juga. Dan Dia menurunkan untukmu delapan ekor binatang ternak6 yang telah berpasangan. Dia menciptakanmu di dalam rahim ibumu, cipta demi cipta dalam tiga selubung gelap7. Itulah Allah! Tuhanmu yang mempunyai kekuasaan mutlak Tidak ada Tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat juga dipalingkan? (QS. Az Zumar: 6)8


Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa9 lalu Dia bersemayam di atas arasy.10 Ditutup-Nya malam dengan siang yang mengiringi (peredaran) dengan cepat. Dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang. Masing-masing tunduk di bawah pengaturan-Nya. Ingatlah bahwa mencipta dan menata adalah wewenang Tuhan. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al A’raaf: 54)


Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam enam rangkaian masa, lalu Dia bertahta di atas Singgasana (Kekuasaan). Tiada pelindung, tiada pula pembela bagimu kecuali Dia. Apakah kamu tidak dapat menarik suatu pelajaran (daripadanya)?Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, lalu semua urusan (dunia) naik kepada-Nya dalam jangka waktu 1000 tahun menurut ukuranmu.11 (QS. As Sajdah: 4-5)


Dia menciptakan langit tanpa penopang sebagaimana engkau lihat. Dia pun memancangkan gunung-gunung (sebagai pengaman dan penyeimbang) di permukaan bumi ini agar kamu tidak mengalami bahaya, lalu dikembangkan biakkannya bermacam-macam jenis makhluk bergerak dan diturunkan-Nya hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan di muka bumi ini segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (QS. Luqman: 10)


Dia menancapkan gunung-gunung yang menjulang tinggi di atasnya (sebagai pengaman dan penyeimbang), serta diberi-Nya berkah12, lalu diatur-Nya pula pengadaan bahan pangan penghuninya pada (penghujung) empat rangkaian waktu, sesuai dengan keperluan (penghuni-penghuni) yang membutuhkannya. Selanjutnya13 Dia menuju penciptaan langit, ketika itu masih merupakan gas seperti asap. Lalu Tuhan berfirman kepadanya dan kepada bumi sekaligus, “Datanglah kalian keduanya menjelma, baik dengan jalan patuh maupun dengan jalan paksa!” Keduanya menjawab, “Kami segera menjelma dengan patuh.” Lalu diselesaikan-Nya penciptaannya menjadi tujuh langit dalam dua rangkaian waktu (pula). Kepada setiap langit diwahyukan tentang jalan (perkembangan) masing-masing selanjutnya. Pada langit yang terdekat, Kami hiasi dengan Bintang-bintang Siarat14 yang merupakan lentera-lentera kawal-sambang15 yang berkelip-kelip. Demikianlah penataan Yang maha kuasa dan mengetahui. (QS. Fush Shilat: 10-12)16

Begitulah kuasa Allah akan penciptaan alam semesta ini, bukan hanya tentang penciptaan dalam wujud manusia saja melainkan mencakup seluruh yang pernah ditemukan manusia dalam wujud maupun yang belum diketemukan, dari yang besar hingga tidak tampak oleh mata. Selain dari kekuasaan tersebut, banyak sifat-sifat Allah yang patut diketahui. Sifat-sifat yang hingga mencapai 99 sifat ini kemudian dikenal dengan Asmaul Husna. Dengan mengenal sifat Allah Swt., maka sudah selayaknyalah manusia tidak mudah untuk mengatakan dirinya sebagai Tuhan dan mentuhankan yang lainnya. Karena selain tidak dapat disamakan dengan sifat mulia Allah, mereka (yang mengaku sebagai Tuhan dan yang dituhankan) juga merupakan ciptaan Allah itu sendiri. Berikut adalah sifat-sifat Allah Swt.

Katakanlah, “Dia adalah Tuhan Allah yang maha esa. Tuhan Allah tempat meminta. Dia tidak beranak, dan tidak pula dilahirkan sebagai anak. Dan tiada sesuatu apapun yang ada persamaannya dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4)


Allah mempunyai asmaul husna (nama-nama yang Agung). Bermohonlah (kepada-Nya) dengan nama-nama-Nya yang Agung itu. Biarkan sajalah orang-orang yang menyelewengkan nama Allah itu. (Biar) mereka nanti mendapat balsan menurut imbangan perbuatannya. (QS. Al A’raaf: 180)17

Asmaul husna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Dalam agama Islam, asmaul husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah jadi Asmaul Husna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah.


1 Dikutip secara langsung dari Ibrahim bin Fathi bin Abd Al Muqtadir dalam “Wanita Berjilbab vs Wanita Pesolek”, h. 251.

2 Dzat tunggal; tidak diciptakan dan dimatikan, tidak beranak dan dianakkan, tidak beristri dan diperistri, tidak berkelamin, dsb.

3 Allah (Bapa), Maria (Bunda), dan Yesus (Anak Allah). Dalam konsep Kristen, Yesus (yang merupakan anak Allah atau anak Tuhan) merupakan Tuhan pula bagi mereka.

4 Lihat pula; QS. Al Isra: 111.

5 Bandingkan dengan konsep Kristen yang menganggap Yesus sebagai Tuhannya dan telah mengalami kematian baginya; Islam tidak menawarkan kematian bagi Tuhannya, Allah Swt.

6 Kambing dan domba, jumlah masing-masing dari jenis hewan ternak tersebut adalah dua ekor, begitu pula pasangannya. Perhatikan perhitungannya; 2 ekor pejantan kambing & 2 ekor betina kambing = 4 ekor kambing dan 2 ekor pejantan domba & 2 ekor betina domba = 4 ekor domba, sehingga total dari keseluruhannya adalah 8 ekor hewan ternak. Lihat pula; QS. Al An’aam ayat 143.

7 Tiga lapisan kandungan meliputi 1. lapisan luar, yaitu selaput perut (peritoneum/perimetrium); 2. lapisan tengah yang tebal, yaitu lapisan otot-otot dan jaringan penigkat (myometrium); dan 3. lapisan dalam, yaitu lapisan selaput lender (endometrium). Lihat pula; Dr. S.A. Goelam dalam “Ilmu kebidanan; Jilid I”, h. 33.

8 Lihat pula; QS. At Taghabun: 14, Al Insaan: 1-3, Yunus: 34, dan Al Hajj:5-6.

9 Dalam “Terjemahan & Tafsir Alqur’an Huruf Arab & Latin” mencoba menyebutkan dengan hitungan 1 hari Tuhan = 1000 tahun bagi manusia. Sedang bilangan ‘1000’ adalah bukan sebuah bilangan yang pasti, Bilangan tersebut hanya disesuaikan dengan perhitungan manusia yang diambil dari kebiasaan orang Arab (pada waktu itu) dalam menunjukkan lamanya waktu. Sedang ‘masa’ yang ditentukan oleh Allah Swt. adalah sesuai dengan kehendak-Nya (tidak dapat diungkapkan selama apa dalam ‘masa’ bagi Allah –dalam hitungan hari-Nya).

10 Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Tuhan pula yang menguasai dan mengatur segala peredaran benda-benda angkasa itu. Hanya Tuhan yang mengetahui dimana Arasy itu berada.

11 Sesuai dengan ukuran (kebiasaan dalam mengukur lama) orang Arab pada waktu itu. Sedang surat ini sendiri diturunkan di Mekah.

12 Tanah pertanian, sungai, dan hasil alam lainnya.

13 Adalah tidak dapat diartikan sebagai penciptaan yang kedua (tapi penciptaan bumi ‘didahulukan’ lantaran dalam ayat ini menekankan perihal penciptaan akan bumi, sedang mana yang terlebih dahulu diciptakan adalah kuasa Allah saja yang mengetahuinya).

14 Planet-planet yang ada dalam susunan ruang angkasa (misalnya merkurius, mars, venus, dan sebagainya).

15 Satelit-satelit yang mengitari matahari, Bintang, Bulan, dan Planet-planet lainnya yang dapat memancarkan cahaya untuk bumi dari matahari itu sendiri.

16 Lihat pula; QS. Yunus 5-6.

17 Lihat pula; QS. Al Isra: 110 dan Thaha: 8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar