Selasa, 17 Agustus 2010

Peringatan Akhir PD II di Jepang


Bulan Agustus rupanya menjadi momen yang penting bagi banyak negara, tidak terkecuali Jepang. Meski sebagian negara merayakan pesta kemenangannya, rupanya Jepang tidak demikian. Pada beberapa tahun silam tepatnya 15 Agustus 1945, Jepang diporak porandakan oleh sekutu Amerika. Kejadian tersebut diawali ketika Jepang menyatakan perang terhadap Amerika melalui serangan 7 Desember 1941 di Pearl Harbor. Mendapatkan tantangan tersebut, Amerika pun kemudian membalas serangan Jepang dengan menghancurkan wilayah Tokyo, Osaka, Hiroshima, Nagasaki, dan kota-kota besar lainnya. Dan dengan adanya penyerangan terhadap Jepang tersebut, Amerika yang sebelumnya hanya ingin meredam aksi peperangan dunia pun turut bergabung dalam Perang Dunia (PD) II.
Sejarah penyerangan Jepang terhadap Amerika ini dimulai ketika Jepang telah bergabung dengan negara-negara pemenang Perang Dunia (PD) I. Dan dengan bergabungnya kekuatan Jepang terhadap negara pemenang peperangan tersebut, maka Jepang pun memiliki keinginan untuk memperluas wilayah kekuasaannya melalui Manchuria hingga mampu mendudukinya pada tahun 1931. Kemenangan Jepang atas Manchuria ini rupanya tidak disenangi oleh negara-negara yang tergabung dalam Liga Bangsa-bangsa (LBB). Itu sebab, negara-negara yang tergabung dalam LBB pun sepakat untuk mengecam aksi Jepang pada dua tahun berikutnya, 1933.
Merasa tertekan, negara yang menjadi Anggota Dewan 4 Negara Permanen sejak awal ini pun kemudian sepakat untuk mundur dari keanggotaannya pada 27 Maret 1933. Pengunduran diri ini didasari oleh sikap Amerika yang terus mendesak Jepang untuk menarik pasukannya di Manchuria. Meski mendapatkan tekanan seperti itu, Jepang yang telah bersekutu dengan Inggris dan Belanda ini pun tidak kunjung mundur dan malah memasuki wilayah China pada tahun 1937. Melihat kelakuan Jepang yang semakin menjadi, Amerika pun kemudian meng-embargo minyak untuk Jepang. Merasa sakit hati, Jepang yang menganggap Amerika sebagai batu penghalangnya pun segera disingkirkan melalui Pengeboman Pearl Harbor.
Tentang Pearl Harbor, pangkalan militer ini menjadi titik utama jalur pengiriman minyak dunia untuk negara-negara Asia. Dan dengan adanya embargo untuk Jepang, dan juga dianggap sebagai pangkalan militer terkuat Amerika, sekitar pukul 7.53 pagi waktu Amerika pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang melalui serangan udaranya pun berhasil ‘menghancurkan’ Amerika.
Dengan kehancuran pangkalan militer yang terletak di kepulauan Hawaii dan Pearl Harbor tersebut, melalui Kongres Amerika Serikat yang ditandatangani oleh Presiden Amerika Franklin D. Roosevelt pada 8 Desember 1941, Amerika pun menyatakan perang terhadap Jepang. Namun di sisi lain, negara yang bersekutu dengan Jepang, Jerman Nazi di bawah pimpinan Adolf Hitler pun menyatakan perang terhadap Amerika hingga pecah PD II. Hanya saja, dengan adanya pengembalian kekuatan dalam kubu Amerika yang juga didukung oleh Britania Raya, Australia, India, dan Selandia Baru ini, Amerika mampu membalikkan kedudukan.
Memasuki PD II, dengan adanya kampanye militer di Samudra Pasifik, Jepang kehilangan wilayah-wilayah kekuasaannya yang pernah dimenangkan sebelumnya. Itu sebab, Jepang yang dalam kondisi inkondusif pun mendapatkan serangan bom atom hingga mendesak Jepang menarik pasukannya dari PD II. Aksi penarikan pasukan Jepang akibat desakan Amerika ini turut menjadikan tentara sekutu lainnya termasuk Inggris dan Jerman Nazi mulai menarik diri dari PD II.
 Bersamaan dengan hancurnya wilayah-wilayah utama di Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Showa pun mengeluarkan pernyataan tentang penyerahan diri dan tunduk terhadap Amerika. Dan dengan adanya kekalahan tersebut, Jepang pun menjadikan tanggal tersebut sebagai Hari Berkabung Nasional. Itu sebab, tiap tahunnya Jepang melakukan ziarah di Kuil Yasukuni.
Kuil Yasukuni atau dalam bahasa Jepang disebut dengan Yasukuni Jinja ini merupakan kuil Shinto di Tokyo-Jepang yang dibangun untuk mengenang para warga Jepang yang tewas dalam perang yang terjadi dimulai tahun 1853 dalam krisis nasional. Pada mulanya, kuil ini didirikan pada 1869 oleh Kaisar Meiji dengan nama Kuil Shokonsha. Namun dengan adanya keinginan Kaisar Meiji untuk menjadikan kuil ini sebagai bukti perdamaian dunia, maka di tahun 1879 kuil ini pun berganti nama sesuai dengan fungsinya, Yasukuni Jinja atau diartikan sebagai “kuil bangsa damai”.
Meski dalam kuil ini tercatat 2.466.495 jiwa telah gugur dalam perang yang dimulai dari Perang Boshin, Perang Seinan, Perang Sino-Jepang I & II, Perang Rusia-Jepang, Ekspansi Manchuria, hingga PD I & II, rupanya tidak menjadikan negara Republik Rakyat China, Taiwan, dan Korea turut bangga seperti Jepang yang mengenang mereka karena perjuangannya dan dianggap sebagai pahlawan. Ketidak sukaan negara-negara yang turut menjadi korban kekuasaan Jepang ini diakibatkan setelah didata, rupanya dalam kuil tersebut juga mencatat keempat belas nama yang dianggap sebagai penjahat perang kelas A, yaitu tokoh antagonis yang turut mengakibatkan PD II termasuk Perdana Menteri ke-27 Hideki Tojo. Itu sebab, Naoto Kan, Perdana Menteri Jepang ke-61 pun mulai merubah kebiasaan untuk tidak menghadiri Kuil Yasukuni.
Dalam memperingati hari kekalahan Jepang dengan sekutu Amerika pada 15 Agustus 2010, Naoto Kan lebih memilih Budokan Hall Tokyo untuk memperingatinya. Meski pemimpin partai pengusungnya, Liberal Democratic Party of Japan (LDPJ) Sadakazu Tanigaki dan mantan Perdana Menteri ke-57 Shinzō Abe beserta 40 Legislator mengunjungi kuil tersebut, Naoto Kan beserta kabinetnya tidak mengunjungi. Namun demikian, Perdana Menteri yang memiliki catatan politik yang matang tersebut tidak lupa mengucapkan bela sungkawanya terhadap negara-negara yang dirugikan oleh Jepang.

Berikut adalah kutipan pidato tentang permintaan maafnya, “...Kami sudah mengakibatkan kerusakan besar dan penderitaan bagi banyak negara selama perang terjadi. Khususnya rakyat Asia. Kami juga menyatakan penyesalan mendalam dan ingin mengucapkan belasungkawa kepada para korban serta keluarganya. Kami tegaskan kembali janji kami untuk tidak lagi melancarkan peperangan dan berupaya sangat maksimal untuk menciptakan perdamaian dunia abadi dan tidak akan pernah mengulang kesalahan perang ini.”

Referensi:
Jawa Pos, Senin 16 Agustus 2010 (hal. 10)
Republika.co.id, 15 Agustus 2010 13:09wib
Wikipedia.com, 16 Agustus 2010 08:47wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar