Rabu, 30 Juni 2010

Kunoichi

Dalam kehidupan Jepang kuno, negara yang dikenal dengan bunga sakuranya ini rupanya juga tidak dapat luput dari samurai dan ninja. Meski keduanya (samurai dan ninja) menjadi pasukan bertempur di Jepang, rupanya kelas samurai lebih jauh dikenal oleh kalangan luas karena perbedaan jam terbang mereka yang mencolok.
Jika samurai lebih terang-terangan dalam penyerangannya, ninja lebih memilih jalur bawah tanah sebagai lahannya. Secara bahasanya, kata ninja terbentuk dari dua suku kata yaitu Nin yang berarti tersembunyi dan Sha berarti orang.
Menurut catatan sejarahnya, ninja mulai dikenal pada tahun 522 bersamaan dengan masuknya seni Nonuse (seni bertindak diam-diam) ke Jepang. Seni Nonuse sendiri adalah suatu praktek keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta yang pada saat itu bertugas memberikan info kepada orang-orang di pemerintahan.
Dan demi keselamatan mereka sendiri, pada sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut pun kemudian menyempurnakan kemampuannya dengan bela diri dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang Nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat. Dan perpaduan antara Nonuse dengan bela diri inilah yang kemudian lebih dikenal dengan Ninjutsu.
Dengan adanya perkembangan waktu, rupanya Ninjutsu ini tidak hanya dimiliki oleh para pendeta saja. Dan seni ini pun mulai berkembang dengan pesat hingga wanita pun turut mempelajarinya.
Meski wanita sering dianggap lemah, rupanya ilmu Ninjutsu ini memang jauh lebih pantas digunakan oleh wanita. Karena selain ilmu bela diri, rupanya Ninjutsu lebih banyak bergerak pada ilmu merayu, memanipulasi, menyamar, dan intuisi.
Kemampuan yang dimiliki oleh para wanita yang kemudian dikenal dengan Kunoichi ini memberikan mereka kemudahan dalam menyusup ke pikiran pemimpin perang, bisnis bahkan politik sekalipun. Dan ini pula yang kemudian menjadikan Kunoichi jauh semakin meluas ketimbang ninja itu sendiri. Selain lebih efisien, jatuh kontak korban pun tidak selayaknya samurai yang sering gugur tanpa hasil.
Dalam pelaksanaannya sebagai Kunoichi, kebanyakan dari mereka menyamar sebagai Geisha, Miko (pembantu kuil), atau bahkan pelacur itu sendiri. Selain itu, tidak sedikit Kunoichi yang dengan mudah masuk ke dalam istana baik sebagai tamu, dayang, dan atau isteri simpanan. Hal ini dikarenakan Kunoichi dilatih juga untuk mempermainkan emosi lelaki, tetapi juga harus bisa mengontrol emosi diri sendiri.
Dalam perekrutan anggota kunoichi, merke lebih senang merekrutnya dari kalangan wanita yang sudah yatim piatu sejak kecil atau yang sudah dijual oleh keluarganya baik sebagai pelayan maupun penjaja seks.
Dengan lebih mementingkan cara bertarung menggunakan kecepatan dan memukul titik vital lawan agar cepat lumpuh dibandingkan dengan kekuatan tubuh. Rupanya mereka dilatih oleh Kunoichi yang lebih tua dan menjadikan mereka sebagai senjata bagi tuannya.
Berikut adalah kemampuan yang sering digunakan oleh Kunoichi:
1. Boryaku: merencanakan strategi dalam menyamar maupun menyusup dalam daerah lawan
2. Intonjutsu: menyamar, menipu dan membuat ricuh daerah lawan dengan menyebarkan isu-isu negatif di kalangan masyarakat
3. Kayakujutsu: membuat dan menggunakan bahan peledak dalam pertempuran ataupun dalam penyusupan sebagai umpan maupun untuk perlindungan diri
4. Shinobi Iri: ilmu untuk memasuki daerah lawan, menyusup secara diam-diam ke daerah lawan
5. Shuriken Jutsu: melemparkan Senjata rahasia
6. Tanto Jutsu: ilmu menggunakan senjata berupa pisau
7. Yagen: ilmu menggunakan racun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar